Pendidikan Inklusi
Model
Pendidikan Inklusi Indonesia
Pendidikan anak
berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dapat dilakukan dengan berbagai model sebagai
berikut (Ashman, 1994 dalamEmawati, 2008) :
1. Kelas Reguler (Inklusi
Penuh)
Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non berkebutuhan khusus
sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama.
2. Kelas Reguler dengan
Cluster
Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non berkebutuhan khusus
di kelas reguler dalam kelompok khusus.
3. Kelas Reguler denganPull
Out
Anak berkebutuhan
khusus belajar bersama anak non berkebutuhan khusus di kelas reguler namun
dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang lain untuk
belajar dengan guru pembimbing khusus.
4. Kelas Reguler dengan
Cluster dan Pull Out
Anak berkebutuhan
khusus belajar bersama anak non berkebutuhan khusus di kelas reguler dalam
kelompok khusus, dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke
ruang lain untuk belajar dengangurupembimbing khusus.
5. Kelas Khusus dengan
Berbagai Pengintegrasian
Anak berkebutuhan
khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun dalam
bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama anak non berkebutuhan khusus di
kelas reguler.
6. Kelas Khusus Penuh
Anak berkebutuhan
khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler.
Sikap
Guru terhadap Pendidikan Inklusi
Sikap guru terhadap
pendidikan inklusi adalah gambaran yang positif atau negatif dari komitmen guru
dalam mengembangkan anak berkebutuhan khusus yang menjadi tanggung jawab guru
dan juga menggambarkan sejauh mana anak berkebutuhan khusus di terima di sebuah
sekolah.
Melalui sikap positif
dari guru, anak berkebutuhan khusus akan mendapat lebih banyak kesempatan dalam
bidang pendidikan untuk belajar bersama teman sebayanya, dan akan lebih
mendapatkan keuntungan pendidikan semaksimal mungkin (Olson, 2003).
Sikap guru yang negatif
menggambarkan harapan yang rendah terhadap anak berkebutuhan khusus di kelas
inklusi (Elliot, 2008).
Sikap guru terhadap
pendidikan inklusi yang muncul dalam penelitian ini berupa sikap positif yaitu
sikap menerima terhadap pendidikan inklusi dan sikap negatif yaitu sikap
menolak terhadap pendidikan inklusi.
Faktor yang muncul
dalam penelitian ini, yaitu pertama, faktor guru yang terdiri dari latar
belakang guru, pandangan terhadap anak berkebutuhan khusus, tipe guru, tingkat
kelas, keyakinan guru, pandangan sosio-politik, empati guru, dan gender.
Kedua, faktor
pengalaman yang terdiri dari pengalaman mengajar anak berkebutuhan khusus dan
pengalaman kontak dengan anak berkebutuhan khusus.
Ketiga, faktor
pengetahuan yang terdiri dari latar belakang pendidikan guru, pelatihan,
pengetahuan, dan kebutuhan belajar guru.
Keempat, faktor
lingkungan pendidikan yang terdiri dari dukungan sumberdaya, dukungan orang tua
dan keluarga, dan sistem sekolah.
Judul : Sikap Guru terhadap Pendidikan Inklusi Ditinjau dari Faktor Pembentukan sikap
Penulis : Syafrida Elisa, Aryani Tri Wrastari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar